Pernikahan Julaibib r.a. Julaibib

Rencana ini mungkin perlu diwikikan untuk memenuhi mutu piawaian Wikipedia. Sila bantu dengan menambah pautan yang berkaitan, atau dengan membaiki susun atur rencana ini.
Klik [tunjuk] di sebelah kanan untuk butiran lanjut.

Tiada sebab dinyatakan untuk tag wikikan pada rencana ini. Anda boleh memasukkan sebab dengan menggunakan parameter |reason=, seperti berikut: {{Wikikan|reason=Sebab anda di sini}}

  • Sila gantikan markap HTML dengan markap wiki di mana sesuai.
  • Tambahkan pautan wiki. Buat pautan—di mana sesuai—ke rencana lain dengan meletakkan "[[" and "]]" pada kedua belah perkataan yang berkaitan (lihat Wikipedia:Manual gaya penulisan (pautan) untuk maklumat lanjut) dan pastikan pautan-pautan anda berfungsi seperti yang dijangkakan. Sila jangan pautkan istilah yang sudah umum pada kebanyakan pembaca, seperti pekerjaan yang biasa, istilah geografi yang terkenal, dan barangan seharian.
  • Formatkan pengenalan. Buat atau perbaiki perenggan pengenalan.
  • Susun tajuk bahagian seperti yang diterangkan di Wikipedia:Manual gaya penulisan (tajuk bahagian).
  • Letak infobox jika sesuai untuk rencana ini.
  • Kemaskan pautan lapuk/formatkan bahagian rujukan dan nota kaki, menggunakan templat petikan di mana sesuai.
  • Padamkan pesanan ini.

Hingga suatu hari, seorang laki-laki dari Anshar datang menawarkan putrinya yang janda kepada Rasulullah agar beliau menikahinya. Nabi bersabda kepadanya, “Ya. Wahai fulan! Nikahkan aku dengan putrimu.”“Ya, dan sungguh itu suatu kenikmatan, wahai Rasulullah,” katanya riang.

Namun Nabi bersabda kepadanya, “Sesungguhnya aku tidak menginginkannya untuk diriku…”“Lalu, untuk siapa?” tanyanya.Beliau menjawab, “Untuk Julaibib…”Ia terperanjat, “Julaibib, wahai Rasulullah?!! Biarkan aku meminta pendapat ibunya….”

Laki-laki itu pun pulang kepada istrinya seraya berkata, “Sesungguhnya Rasulullah melamar putrimu.”Dia menjawab, “Ya, dan itu suatu kenikmatan…”“Menjadi istri Rasulullah!” tambahnya girang.Dia berkata lagi, “Sesungguhnya beliau tidak menginginkannya untuk diri beliau.”“Lalu, untuk siapa?” tanyanya.“Beliau menginginkannya untuk Julaibib,” jawabnya.

Dia berkata, “Aku siap memberikan leherku untuk Julaibib… ! Tidak. Demi Allah! Aku tidak akan menikahkan putriku dengan Julaibib. Padahal, kita telah menolak lamaran si fulan dan si fulan…” katanya lagi.

Sang bapak pun sedih karena hal itu, dan ketika hendak beranjak menuju Rasulullah , tiba-tiba wanita itu berteriak memanggil ayahnya dari kamarnya, “Siapa yang melamarku kepada kalian?”“Rasulullah ,” jawab keduanya.Dia berkata, “Apakah kalian akan menolak perintah Rasulullah ?”“Bawa aku menuju Rasulullah . Sungguh, beliau tidak akan menyia-nyiakanku,” lanjutnya.Sang bapak pun pergi menemui Nabi , seraya berkata, “Wahai Rasulullah , terserah Anda. Nikahkanlah dia dengan Julaibib.”

Nabi pun menikahkannya dengan Julaibib, serta mendoakannya,

اَللّهُمَّ صُبَّ عَلَيْهِمَا الْخَيْرَ صَبًّا وَلَا تَجْعَلْ عَيْشَهُمَا كَدًّا كَدًّا

“Ya Allah! Limpahkan kepada keduanya kebaikan, dan jangan jadikan kehidupan mereka susah.”